Rabu, 05 Maret 2014
Tonton ini, bagaimana sepak bola dapat diatur untuk kepentingan individu ataupun suatu kelompok tertentu, Scandal of World Cup 2002 melibatkan Korea Selatan vs (Portugal, Italia, Spanyol, dan jerman) dari 4 laga tersebut, korea menang secara kontroversi melawan Portugal, italia, dan spanyol dan berhasil menembus semifinal piala dunia 2002, saat melawan spanyol, 2 gol spanyol dianulir karena pelanggaran dan offside padahal dari tayangan ulang tidak menunjukkan pelanggaran ataupun offside. jerman sedikit beruntung bisa menang, tetapi para skuad jerman di sebut Hitler Children oleh para pendukung korea selatan.
KOREA SELATAN ADALAH TIM ASIA PERTAMA YANG MENEMBUS BABAK SEMIFINAL PIALA DUNIA 2002 TETAPI SETELAH MELIHAT VIDEO INI SAYA MERASA MALU KARENA HARUS MENJADI ORANG ASIA YANG MENYAKSIKAN VIDEO INI... BAGAIMANA KEKUASAAN DAN POLITIK BISA MENGHANCURKAN RASA SPORTIFITAS
Selasa, 25 Februari 2014
SCREENING LKTM FE-UH 2014 MEMBERIKAN BANYAK PELAJARAN
Setelah melewati empat dimensi yang awalnya hanya sekedar ikutan-ikutan semata dan ingin menyerah diawal, akhirnya bisa kuselesaikan ini semua dengan lancar walaupun hambatan cukup besar tetapi tetap berusaha menjalani proses, ada beberap hal yang saya pelajari dari proses ini diantaranya, sebagai mahasiswa akuntansi tidaklah cukup dengan mempelajari buku akuntansi saja tetapi juga harus mempelajari ilmu sosial agar bisa mengaitkan antara ilmu akuntansi dengan realitas yang ada di masyarakat. Selain itu, sepertinya harus memperbanyak banyak bahan bacaan lagi utamanya ilmu sosial. Semangat Berproses untuk diri yang lebih baik :)
Minggu, 23 Februari 2014
Persamaan Dasar Akuntansi
Persamaan dasar akuntansi adalah
Harta = Utang + Modal
Harta adalah segala sesuatu yang kita miliki seperti kas, perlengkapan, piutang (uang yang kita miliki di orang lain), kendaraan dan lain-lain.
Utang adalah kewajiban kita kepada pihak ketiga dan memiliki kewajiban untuk melunasinya.
Modal adalah sesuatu yang sangat dibutuhkan di dalam sebuah perusahaan , salah satu yang utama di dalam perusahaan.
Tujuan seseorang melakukan suatu usaha adalah untuk menperoleh laba dimana laba didapatkan dari Pendapatan yang lebih besar dari beban. modal sendiri dapat berkurang apabila pemilik melakukan pengambilan pribadi atas modal yang dia sertakan di perusahaan (prive) Sehingga persamaan akuntansi dapat diperoleh
Harta = Utang + Modal + Pendapatan - Beban - Prive
apabila didasarkan pada persamaan mate-matika persamaan akuntansi dapat menjadi
Harta + Beban + Prive = Utang + Modal + Pendapatan
Sisi kiri yaitu Harta, Beban, Prive apabila bertambah maka di DEBET juga sebaliknya.
sisi kanan yaitu Utang, Modal, Pendapatan apabila bertambah maka di KREDIT juga sebaliknya.
Contoh :
Bapak Amir mendirikan Bengkel Perrennial dengan menyertakan uang tunai sebesar Rp.10.000.000 dan sebuah kendaraan bernilai Rp.5.000.000 dan meminjam uang dibank sebesar Rp.5.000.000, buatlah persamaan akuntansinya!
Harta bertambah berupa
Kas = 10.000.000 (setoran tunai modal) + 5.000.000 (pinjaman bank) = 15.000.000
Kendaraan = 50.000.000
Kewajiban bertambah berupa
Utang = 5.000.000 (pinjaman bank)
Modal bertambah sebesar 10.000.000 (setoran tunai) + 5.000.000 (kendaraan)
Harta Kewajiban + Ekuitas
Kas + Kendaraan = Utang + Modal
15.000.000 + 5.000.000 = 5.000.000 + 15.000.000
Persamaan dasar akuntansi adalah
Harta = Utang + Modal
Harta adalah segala sesuatu yang kita miliki seperti kas, perlengkapan, piutang (uang yang kita miliki di orang lain), kendaraan dan lain-lain.
Utang adalah kewajiban kita kepada pihak ketiga dan memiliki kewajiban untuk melunasinya.
Modal adalah sesuatu yang sangat dibutuhkan di dalam sebuah perusahaan , salah satu yang utama di dalam perusahaan.
Tujuan seseorang melakukan suatu usaha adalah untuk menperoleh laba dimana laba didapatkan dari Pendapatan yang lebih besar dari beban. modal sendiri dapat berkurang apabila pemilik melakukan pengambilan pribadi atas modal yang dia sertakan di perusahaan (prive) Sehingga persamaan akuntansi dapat diperoleh
Harta = Utang + Modal + Pendapatan - Beban - Prive
apabila didasarkan pada persamaan mate-matika persamaan akuntansi dapat menjadi
Harta + Beban + Prive = Utang + Modal + Pendapatan
Sisi kiri yaitu Harta, Beban, Prive apabila bertambah maka di DEBET juga sebaliknya.
sisi kanan yaitu Utang, Modal, Pendapatan apabila bertambah maka di KREDIT juga sebaliknya.
Contoh :
Bapak Amir mendirikan Bengkel Perrennial dengan menyertakan uang tunai sebesar Rp.10.000.000 dan sebuah kendaraan bernilai Rp.5.000.000 dan meminjam uang dibank sebesar Rp.5.000.000, buatlah persamaan akuntansinya!
Harta bertambah berupa
Kas = 10.000.000 (setoran tunai modal) + 5.000.000 (pinjaman bank) = 15.000.000
Kendaraan = 50.000.000
Kewajiban bertambah berupa
Utang = 5.000.000 (pinjaman bank)
Modal bertambah sebesar 10.000.000 (setoran tunai) + 5.000.000 (kendaraan)
Harta Kewajiban + Ekuitas
Kas + Kendaraan = Utang + Modal
15.000.000 + 5.000.000 = 5.000.000 + 15.000.000
Akuntansi Manajerial dan Konsep Biaya
A. Klasifikasi
Umum Biaya
a. Biaya
Produksi
Sebagian
besar perusahaan manufaktur membagi biaya produksi kedalam tiga kategori besar yaitu biaya langsung (direct material), tenaga kerja langsung
(direct labour), dan biaya overhead
pabrik (mnufacturing overhead).
a) Bahan
Baku Langsung
Bahan
baku langsung (direct material)
adalah bahan baku yang menjadi bagian utama dari produk jadi dimana biayanya
dapat ditelursuri dengan mudah ke produk jadi. Misalnya, kursi yang dibeli
airbus yang akan dipasang di pesawat dan motor penggerak kecil yang digunakan
Panasonic dalam pemutar DVD-nya. Bahan baku yang tidak dapat ditelusuri secara
langsung ke produk disebut bahan baku tidak langsung yang akan dimasukkan
kedalam biaya overhead pabrik.
b) Tenaga
Kerja Langsung
Tenaga
kerja langsung (direct labour)
meliputi biaya tenaga kerja yang dapat ditelursuri dengan mudah ke
masing-masing unit produk. Misalnya, karyawan lini perakitan di Toyora, tukang
kayu di KB hme, dan lain-lain sebagainya. Tenaga kerja yang tidak dapat
ditelusuri ke produk tertentu karena rumit dan memakan biaya disebut tenaga
kerja tidak langsung (indirect labour).
c) Overhead
Pabrik
Overhead
Pabrik (manufacturing overhead)
merupakan elemen ketiga dari biaya produksi yang mencakup seluruh biaya
produksi yang tidak termasuk dalam bahan baku langsung dan tenaga kerja
langsung. Misalnya, bahan baku tidak langsung, tenaga kerja tidak langsung,
pemeliharaan dan perbaikan perlatan produksi, listrik dan gas, pajak properti,
depresiasi, asuransi, dan lain-lainnya yang berkaitan dengan fungsi penjualan
dan administrasi.
b. Biaya
Nonproduksi
Biaya
non produksi umumnya dibagi menjadi dua kategori yaitu biaya penjualan dan
biaya administrasi. Biaya penjualan (selling
costs) mencakup semua biaya yang diperlukan untuk menangani pesanan
pelanggan. Biaya-biaya tersebut terkadang disebut pemerolehan pesanan (order-getting) dan pemenuhan pesanan (order-filling). Contohnya, biaya iklan,
biaya pengiriman, biaya perjalanan dalam rangka penjualan, komisi penjualan,
gaji untuk bagian penjualan, dan biaya gudang penyimpan barang jadi. Biaya
administrasi (administrative costs)
meliputi semua biaya yang berhubungan dengan manajemen umum organisasi, bukan
berhubungan dengan produksi ataupun penjualan. Contohnya adalah gaji eksekutif,
akuntansi umum, kesektariatan, humas, dan biaya lainnya yang berkaitan dengan
administrasi umum organisasi secara keseluruh.
B.
Biaya
Produk dan Biaya Periodik
Biaya
juga dapat dikelompokkan sebagai biaya produk (product cost) dan biaya periodik (period cost). Untuk memahami perbedaan antara biaya produk dengan
biaya periodik kita harus membahas dulu mengenai prinsip pengaitan biaya dan
pendapatan (matching princple) dalam
akuntansi keuangan. Umumnya biaya (cost)
diakui sebagai beban (expense) di
laporan laba rugi dalam periode di mana pendapatan diakui. Contohnya, jika
perusahaan membayar asuransi unruk masa manfaat dua tahun, maka perusahaan
tidak membebankan biaya sebesar 2 tahun tersebut pada tahun pembayaran, tetapi
setengah dari pembayaran tersebut akan dibebankan tahun depan. Prinsip
pengaitan didasarkan pada konsep akrual, yaitu bahwa biaya yang terjadi untuk
menghasilkan pendapatan harus diakui sebagai beban dalam periode yang sama pada
saat untuk menghasilkan suatu pendaparan harus diakui.
a. Biaya
produk
Biaya
produk (product cost) mencakup semua
biaya yang terkait dengan perolehan atau pembuatan suatu produk. Dalam hal
memproduksi barang, biaya tersbut terdiri atas biaya bahan baku langsung,
tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik.
b. Biaya
periodik
Biaya
periodik (period cost) adalah semua
biaya yang tidak termasuk dalam biaya produk. Semua biaya penjualan dan
administrasi adalah biaya periodik. Sebagai contoh, komisi penjualan, biaya
iklan, biaya gaji eksekutif, dan biaya sewa kantor merupakan biaya periodik.
c. Biaya
Pokok dan Biaya Konversi
Biaya
Periodik
|
Biaya
Administrasi
|
Biaya
Penjualan
|
Biaya
Produk
|
Overhead
Pabrik
|
Tenaga
Kerja langsung
|
Bahan
Baku Langsung
|
Biaya
Konversi
|
Biaya
Pokok
|
C.
Klasifikasi
Biaya untuk Memprediksi Perilaku Biaya
Perilaku
biaya mengacu pada reaksi biaya terhadap aktivitas perusahaan. Jika aktivitas
naik atau turun, maka biaya tertentu akan naik atau turun juga atau mungkin
tetap.
a. Biaya
Variabel
Biaya
variable (variable cost) bervariasi
dalam pembagian langsung berdasarkan perubahan tingkat aktivitas. Contoh umum
dari biaya variabel adalah harga pkok penjualan untuk perusahaan manufaktur,
bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, elemen variabel dari overhead
manufaktur produksi, seperti bahan baku tidak langsung, perlengkapan, dan
listrik, dan elemen variabel dari penjualan dan administrasi, seperti komisi
dan ongkos kirim. Biaya variabel ditentukan oleh aktivitas perusahaan, apabila
aktivitas perusahaan naik maka biaya variabel juga akan naik dan begitu juga
sebaliknya. Dimisalkan, perusahaan PT. Perennial ingin mengadakan gathering night dengan menyediakan makan
kepada tamu dengan harga $30 per orang untuk satu hari. Perilaku biaya variabel
baik per unit maupun totalnya dapat dilihat dari tabel berikut :
Jumlah
Tamu
|
Harga
Makanan per Orang
|
Total
Harga Makanan
|
250
|
Rp.30.000
|
Rp.7.500.000
|
500
|
Rp.30.000
|
Rp.15.000.000
|
750
|
Rp.30.000
|
Rp.22,500.000
|
1.000
|
Rp.30.000
|
Rp.30.000.000
|
Dari tabel diatas biaya
yang dikeluarkan semakin meningkat seiring dengan peningkatan tamu yang datang.
b. Biaya
Tetap
Biaya
tetap (fixed cost) adalah biaya yang
selalu tetap secara keseluruhan tanpa terpengaruh tingkat aktivitas. Contohnya
biaya tetap termasuk penyusutan garis lurus, asuransi, pajak properti, sewa,
gaji bagian administrasi dan iklan, karena tidak terpengaruh oleh tingkat
aktivitas perusahaan maka baik tingkat aktivitas perusahaan naik atau turun,
jumlah biaya yang dikeluarkan selalu tetap. Diasumsikan bahwa PT. Perennial
menyewa gedung sebagai tempat gathering
night dengan harga Rp.5000.000 per bulan. Total biaya sewa tidak
berpengaruh berapapun jumlah peralatan yang disimpan dalam gedung tersebut.
Biaya
Sewa Bulanan
|
Jumlah
Tamu
|
Biaya
rata-rata per orang
|
Rp.5.000.000
|
250
|
Rp.20.000
|
Rp.5.000.000
|
500
|
Rp.10.000
|
Rp.5.000.000
|
1.000
|
Rp.5.000
|
Rp.5.000.000
|
1.250
|
Rp.4.000
|
c. Biaya
Semivariabel
Biaya
semivariabel (mixed cost) terdiri
atas dua elemen biaya, yaitu biaya tetap dan biaya variabel. Untuk melanjutkan
contoh PT. Perennial, asumsikan bahwa Perennial harus mengeluarkan biaya
semivariabel berupa biaya perizinan sebesar Rp.25.000.000 setahun ditambah
Rp.3.000.000 sebagai pajak untuk setiap pesta. Maka, jumlah yang dibayarkan
kepada negara adalah Rp.28.000.000, yaitu Rp.25.000.000 untuk biaya tetap dan
Rp.3.000.000 untuk biaya variabel. Hubungan biaya semivariabel dengan tingkat
aktivitas dapat ditunjukkan dalam persamaan berikut :
Y = a + bX
Dimana :
Y : Total biaya semivariable
a : Total biaya tetap
b : Biaya variabel per unit aktivitas
X : Tingkat aktivitas
Dalam kasus PT.
Perennial, biaya yang dikeluarkan jika perusahaan melakukan pesta sebanyak 80
kali selama satu tahun yaitu :
Y = Rp.25.000.000 + Rp.3.000.000X
Y = Rp.25.000.000 + Rp.3.000.000X
= Rp.25.000.000 + Rp.3.000.000(80)
=Rp.25.000.000 + Rp.240.000.000
=Rp.265.000.000
D.
Analisis
Biaya Semivariabel
Dalam
menganalisis biaya semivariabel manajer dapat menggunakan metode variasi yang berbeda
untuk mengestimasi komponen biaya tetap dan biaya variabel atas biaya
semivariavel seperti analisis akun, pendekatan teknik, metode tinggi-rendah,
dan metode kuadrat terkecil. Dalam analisis akun, suatu akun diklasifikasikan
berdasarkan biaya variabel atau biaya tetap berdasarkan pengalaman analisis
mengenai perilaku akun tersebut. Sebagai contoh, bahan baku langsung dapat
diklasifikasikan sebagai biaya variabel dan sewa gedung sebagai biaya tetap
berdasarkan sifat biaya tersebut. Pendekatan teknik untuk menganalisis biaya
meliputi analisis detail perilaku biaya yang seharusnya, berdasarkan evaluasi
metode produksi yang digunakan, jenis bahan, persyaratan tenaga kerja,
penggunaan perlatan, efesiensi produk, pemakaian listrik dan sebagainaya.
Metode tinggi rendah dan metode regresi kuadrat kecil mengestimasi biaya tetap
dan biaya variabel atas biaya semivariabel berdasarkan analisi data biaya dan
data aktivitas dimasa lampau.
E.
Laporan
Laba Rugi Format Tradisional dan Kontribusi
a. Laporan
Laba Rugi Format Tradisional
Laporan
laba rugi tradisional dibuat untuk tujuan pelaporan eksternal. Laporan jenis
ini menyusun biaya menjadi dua kategori harga pokok penjualan dan biaya
penjualan dan administrasi. Penjualan dikurangi harga pokok penjualan sama
dengan margin kotor. Margin kotor dikurangi biaya penjualan dan adminisitrasi
dengan laba neto operasi. Formatnya seperti dapat dilihat dibawah ini :
Penjualan $12,000
Harga Pokok Penjualan ($6,000)
Margin
Kotor $6,000
Beban
penjualan dan administrasi
Penjualan $3,100
Administrasi $1,900 $5,000
Laba operasi neto $1,000
b. Laporan
Laba Rugi Format Kontribusi
Perbedaan
utama antara biaya tetap dan biaya variabel terletak pada pendekatan kotribusi (contribution approach) untuk membuat
laporan laba rugi. Keunikan dari pendekatan kontribusi adalah menyediakan
informasi yang dengan yang jelas memisahkan biaya tetap dan variabel sehingga
membantu proses perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan. Untuk
membuat laporan laba rugi dengan format kontribusi dilakukan dengan penjualan
dikurangi dengan biaya variabel untuk mendapatkan margin kontribusi. Untuk perusahaan dagang, harga pokok penjualan
adalah biaya variabel yang masuk dalam bagian “biaya variabel” pada laporan
laba rugi format kontribusi. Margin kontribusi (contribution margin) adalah jumlah yang tersisa setelah biaya
variabel dikurangi dari penjualan. Jumlah tersebut memberikan kontribusi untuk
menutup biaya tetap dan menghasilkan laba untuk periode tertentu. Berikut
format kontribusi laporan laba rugi :
Penjualan $12,000
Beban
variabel:
Harga pokok penjualan $6,000
Penjualan variabel $600
Administrasi $400 $7,000
Margin
kontribusi $5000
Beban
tetap:
Penjualan tetap $2,500
Administrasi tetap $1,500 $4,000
Laba operasi neto $1,000
F.
Regresi Kuadrat Terkecil dengan Menggunakan
Microsoft Excel
Metode regresi
terkecil untuk membuat estimasi hubungan linear didasarkan pada persamaan
linear:
Rumus berikut ini
digunakan untuk menghitung nilai titik potong pada sumbu x (a) dan kemiringan
(b) yang meminimalkan kuadrat residual.
di mana:
X=
Tingkat aktivitas (variabel independen)
Y=
Total biaya semivariabel (variabel independen)
a
= Total biaya tetap (titik potong pada sumbu vertikal)
b
= Biaya variabel per unit aktivitas (kemiringan)
n
= Jumlah pengamatan
∑=
Jumlah seluruhnya
Bukanlah
hal yang mudah untuk menyelesaikan perhitungan tersebut secara manual.
Untunglah saat ini program komputer mampu membuat perhitungan tersebut secara
otomatis. Program spreadsheet seperti
Microsoft Excel dapat digunakan untuk menghitung least square regression-meskipun membutuhkan penyesuaian
dibandingkan dengan program-program statistik.
Di
samping perkiraan intersepsi (biaya tetap) dan kemiringan (biaya variabel per
unit), Excel juga menyediakan statistik yang disebut R2, yang
merupakan ukuran dari ”kecocokan”. R2 memberitahukan kepada kita
persentase variasi dalam variabel dependen (biaya) yang dijelaskan oleh variasi
variabel independen (aktivitas). R2 bervariasi dari 0% sampai 100%,
dan makin tinggi persentase, makin baik. Anda harus selalu merencanakan data
dalam scattergraph, tetapi sangat
penting untuk memeriksa data visual ketika R2 rendah. Anda melihat
sekilas pada scattergraph dapat
mengungkapkan bahwa ada sedikit hubungan antara biaya dan aktivitas atau bahwa
hubungan adalah sesuatu yang lain dari garis lurus sederhana. Dalam kasus
tersebut, analisis tambahan akan diperlukan.
Untuk
menggambarkan bagaimana excel dapat menghitung titik potong a dan kemiringan b,
dan juga R2, akan digunakan data Brentline Hospital. Tampilan 2A-1
menggambarkan data dan perhitungan.
TAMPILAN
2A-1
Kertas Kerja Least Square Regression
untuk Brentline Hospital
Seperti
yang anda lihat, nilai X (variabel independen) dimasukkan dalam sel B3 sampai
B9. Nilai Y (variabel dependen) dimasukkan dalam sel C3 hingga C9. Kemiringan,
titik potong, dan R2 dihitung dengan menggunakan fungsi INTERCEPT,
SLOPE, dan RSQ. Dalam setiap kasus, rentang sel untuk X dan Y harus dibuat
spesifik. Dalam kertas kerja di atas, sel B11 berisi formula
=INTERCEPT(C3:C9;B3:B9); sel B12 berisi rumus =SLOPE(C3:C9;B3:B9), dan B13
berisi rumus =RSQ(C3:C9;B3:B9).
TAMPILAN
2A-2
Berdasarkan
perhitungan dengan excel, biaya pemeliharaan tetap sebesar $3431 per bulan dan
biaya variabel $0,759 per pasien per hari. Dengan demikian rumusnya dapat
disajikan sebagai berikut.
Perhatikan
bahwa R2 (yaitu RSQ) sebesar 0,90 menunjukkan bahwa 90 dari biaya pemeliharaan
dapat dijelaskan dari jumlah pasien. Dengan menggunakan excel, membuat plot
data menjadi sangat mudah. Pilihlah data yang akan diplot-dalam hal ini B3:C9.
Kemudian pilihlah chart wizard pada
menu dalam excel. Bila telah selesai, hasil plot dengan excel dapat juga
dilihat dalam Tampilan 2A-2. Lihatlah juga bahwa hubungan antara biaya dan
aktivitas mendekati linear.
G.
Kualitas Biaya
a.
Kualitas Kesesuaian
Produk
yang memenuhi atau melebihi spesifikasi desain dan bebas dari cacat yang
mungkin memengaruhi penampilan atau mengurangi kinerjanya disebut kualitas
kesesusuaian (quality of conformance)
yang tinggi.
Pencegahan,
deteksi, dsn aktivitas yang lain berkaitan dengan produk cacat memakan biaya
yang sering disebut sebagai biaya kualitas (quality
cost). Istilah biaya kualitas (quality cost) mengacu pada semua biaya
yang terjadi untuk mencegah terjadinya barang cacat atau biaya yang harus
dikeluarkan karena adanya barang cacat.
Biaya
kualitas dapat dibagi menjadi empat kategori. Dua kategori dari penilaian ini
adalah biaya pencegahan (prevention cost)
dan biaya penilaian (appraisal cost)-
biaya yang terjadi agar konsumen tidak mendapatkan produk cacat. Dua kategori
lainnya-biaya kegagalan internal dan biaya kegagalan eksternal-terjadi karena
adanya barang cacat.
a.
Biaya Pencegahan
Cara
yang paling efektif untuk meminimumkan biaya kualitas tetapi tetap
mempertahankan kualitas yang tinggi adalah menghindari masalah yang berkaitan
dengan kualitas sedini mungkin. Inilah tujuan dari biaya pencegahan. Biaya pencegahan (prevention cost) berkaitan dengan aktivitas untuk mengurangi jumlah
produk atau jasa yang cacat. Perusahaan akan mengeluarkan biaya yang jauh lebih
rendah apabila dapat mencegah terjadinya cacat dibandingkan dengan menemukan
dan memperbaiki cacat yang telah terjadi.
Biaya
pencegahan termasuk aktivitas yang berkaitan dengan lingkaran kualitas dan
pengendalian proses statistik. Lingkaran
kualitas (quality circles)
terdiri atas grup kecil karyawan yang bertemu secara teratur untuk mendiskusikan
cara untuk memperbaiki kualitas output. Baik manajemen dan para pegawai
termasuk dalam lingkaran ini. Lingkaran kualitas digunakan secara luas dan
dapat ditemukan dalam perusahaan manufaktur, utilitas, kesehatan, bank, dan
beberapa organisasi lainnya.
Pengendalian proses statistik (statistical process control) adalah
teknik yang digunakan untuk mendeteksi apakah proses yang dijalankan masih
berada dalm kendali. Proses yang sudah tidak terkendali akan menyebabkan unit
cacat dan mungkin akan menyebabkan ketidaksesuaian dengan mesin ataupun faktor
lainnya. Dalam pengendalian proses statistik, para pekerja menggunakan grafik
untuk memonito kualitas unit yang melalui area kerja mereka. Dengan menggunakan
grafik ini, para pekerja dapat dengan cepat melakukan koreksi dan mencegah
terjadinya cacat lebih lanjut daripada sekedar menunggu para inspektur
menangani cacat tersebut.
b.
Biaya Penilaian
Setiap
komponen dan produk cacat harus diketahui sedini mungkin. Biaya penilaian (appraisal
cost) yang biasanya disebut sebagai biaya inspeksi (inspection cost) terjadi untuk mengidentifikasikan produk cacat
sebelum produk tersebut dikirimkan kepada konsumen. Syangnya, melakukan
aktivitas penilaian tidak menjamin bahwa cacat tidak akan terjadi lagi, dan
sebagian besar manajer merasa bahwa inspeksi ini terlalu banyak memakan biaya
untuk mengendalikan kualitas.
Para
pekerja di sektor manufaktur maupun jasa dimintai pertanggungjawaban atas
pengendalian kualitas. Pendekatan ini sejalan dengan rancangan produk yang
mudah diproduksi, memungkinkan untuk membuat produk yang berkualitas daripada
sekadar mengandalkan pada inspeksi untuk menemukan adanya produk cacat.
c.
Biaya Kegagalan Internal
Biaya
kegagalan terjadi pada saat produk tidak dapat memenuhi spesifikasi
rancangannya. Biaya kegagalan dapat terjadi baik internal maupun eksternal. Biaya kegagalan internal (internal failure cost) diakibatkan oleh
identifikasi cacat selama proses penilaian. Biaya tersebut meliputi sisa bahan,
barang yang ditolak, pengerjaan ulang produk cacat, dan waktu yang terbuang
karena mendeteksi cacat secara internal dan waktu yang terbuang karena masalah
kualitas. Tentu saja makin efektif aktivitas penilaian, makin besar kesempatan
untuk mendeteksi cacat secara internal dan makin besar tingkat biaya kegagalan
internal (dibandingkan dengan biaya kegagalan eksternal). Aktivitas penilaian
memberikan data produk cacat kepada manajemen yang mampu mengarahkan pada usaha
untuk meningkatkan pencegahan sehingga tidak terjadi barang cacat.
d.
Biaya Kegagalan Eksternal
Biaya kegagalan eksternal (external failure cost) terjadi bila
produk cacat sampai ke tangan konsumen. Biaya kegagalan eksternal meliputi
garansi perbaikan dan penggantian, penarikan produk, kewajiban hukum yang
mungkin terjadi, dan hilangnya penjualan karena reputasi kualitas rendah.
Biaya-biaya seperti itu dapat merusak laba.
b.
Distribusi Biaya Kualitas
Keseluruhan
biaya kualitas dapat menjadi sangat tinggi kecuali jika manajemen memberikan
perhatian khusus terhadap kualitas. Suatu penelitian menunjukkan bahwa biaya
kualitas di perusahaan amerika serikat bervariasi antara 10% sampai 20% total
penjualan. Sedangkan, para ahli mengatakan bahwa biaya ini seharusnya antara
20% sampai 40%.
Bila
program kualitas perusahaan menjadi lebih baik dan bila biaya kegagalan
menurun, aktivitas pencegahan lebih efektif dibandingkan dengan aktivitas
penilaian penilaian dapat menemukan adanya cacat, sedangkan pencegahan dapat
menghilangkannya. Cara terbaik untuk mencegah cacat adalah merancang proses yang mengurangi kemungkinan cacat dan
secara terus menerus melakukan pengawasan dengan menggunakan pengendalian
proses statistik.
Sebagai
langkah awal dalam program perbaikan kualitas, perusahaan menyusun laporan
biaya kualitas yang memberikan sebuah perkiraan adanya konsekuensi keuangan
dari tingkat cacat produk yang ada di perusahaan. Laporan biaya kualitas (quality
cost report) menguraikan biaya pencegahan, biaya penilaian, dan biaya
kegagalan internal dan eksternal, yang timbul dari tingkat kecacatan produk dan
jasa yang dihasilkan oleh perusahaan saat ini.
c.
Manfaat Informasi Biaya Kualitas
Pertama,
informasi biaya kualitas membantu para manajer melihat keuntungan finasial dari
cacat.
Kedua,
informasi biaya kualitas membantu para manajer mengidentifikasikan pentingya
masalah-masalah kualitas yang dihadapi perusahaan.
Ketiga,
informasi biaya kualitas membantu para manajer melihat apakah biaya-biaya
kualitas di perusahaan mereka didistribusikan secara tidak baik. Umumnya,
biaya-biaya kualitas seharusnya lebih didistribusikan ke arah
aktivitas-aktivitas pencegahan dan penilaian dan kuran diarahkan ke kegagalan.
Adapun
kelemahan dari informasi biaya kualitas yang seharusnya diakui yaitu: 1. Hanya
mengukur dan melaporkan biaya kualitas tidak akan memecahkan masalah kualitas
apa pun, 2. Hasilnya ketinggalan di belakang program perbaikan kualitas
didesain dan ditempatkan, 3. Kehilangan penjualan dari konsumen yang kecewa,
biasanya diabaikan dari laporan biaya kualitas karena hal itu sangat sulit
diperkirakan.
H.
Aspek Internasional Kualitas
Pada tahun 1980-an
kualitas menjadi faktor yang sangat esensial, banyak perusahaan beranggapan
bahwa tidak mungkin bersaing secara efektif jika tidak memiliki program
kualitas yang kuat. Secara kusus, program kualitas mendi bersifat sangat
esensal jika ingin bersaing di pasar Eropa.
Standar
ISO 9000
International Standards Organization (ISO), yang bermarkas di Jenewa, Swiss, telah mengeluarkan
panduan pengendalian kualitas ang dikenal sebagai standar ISO 9000. Banyak
perusahaan dan organisasi di Eropa hanya akan membeli dari pemasok yang sudah
bersertifikat standar ISO 9000. Ini berarti bahwa pemasok harus memperlihatkan
ISO bahwa:
1.
Sistem pengendalian
kualitas digunakan dan sistem tersebut mampu mendefenisikan secara jelas
tingkat kualitas yang diharapkan.
2.
Sistem tersebut
dilaksanakan secara lengkap dan didukung oleh berbagai dokumentasi yang detail
tentang prosedur-prosedur pengendalian kualitas.
3.
Tingkat kualitas yang
diharapkan telah dicapai dalam dasar yang konsisten dan terus menerus.
Program ISO untuk
sertifikasi program manajemen kualitas tidak terbatas pada perusahaan
manufaktur saja. American Institute of
Certified Public Accountants adalah organisasi yang beranggotakan para
profesional pertama di Amerika Serikat yang mendapatkan pengakuan di bawah
program sertifikasi ISO.
DAFTAR PUSTAKA
Garrison, Noreen, dan Brewer. (2013), Akuntansi Manajerial, Salemba Empat,
Jakarta.
eferensiakuntansi.blogspot.com/2012/10/konsep-biaya-dan-cara-penggolongan-biaya.html
Langganan:
Postingan (Atom)